Jumat, 29 Oktober 2010

Kehidupan kera di Plangon


 


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Ajja Wajallah Yang telah menolong hambaNya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam kegiatan study lapangan untuk kelas VII dengan Judul kehidupan Kera di Plangon
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.       Selaku Bapak H. Halimi, M.Pd. Kepala SMPN I babakan
2.      Selaku Bapak Subha Leo, S.Pd Wakil Kepala SMPN I Babakan
3.      Ibu Tati Suharti, S.Pd. Selaku bendahara SMPN I Babakan
4.      Bapak dan Ibu Panitia Study Lapangan
5.      Ibu Aan st. Handayani, S.Pd Selaku Wali Kelas VII E
6.      Ibu siti Nurdina Trisetiani, S.Pd selaku guru mata pelajaran ilmu pengetahuan Alam (IPA)
7.      Ibu Aan St Handayani,S.Pd selaku guru pembimbing kelompok I
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.












 BAB. 1 LATAR BELAKANG PLANGON CIREBON
Kawasan Cirebon ternyata memiliki obyek wisata yang cukup banyak dan menarik. Ada Gua Sunyaragi, Kraton Kasepuhan, Kraton Kanoman, Makam Sunan Gunungjati, Plangon dan masih banyak lagi. Ketika saya mengunjungi Saudara-saudara orang tuaku yg berasal dari Cirebon, saya sempatkan pula mengunjungi obyek2 wisata di Cirebon. Namun demikian kesempatan ini saya hanya ingin menulis tentang obyek wisata Plangon. Adapun obyek wisata lainnya di Cirebon saya mengharapkan kepada kompasianer Cirebon yang banyak menulis, seligus mempromosikan obyek2 wisata di daerah ini.
Obyek wisata Plangon merupakan perpaduan antara nilai-nilai sejarah, kesejukan alam dan adanya komunitas monyet (kera)dengan jumlah yang cukup banyak di tempat tersebut. Dengan potensi tersebut, tempat ini sangat layak untuk dijadikan salah satu tujuan wisata.Tepatnya, lokasi ini berada di desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Plangon sendiri berasal dari kata tegal klangenan yang berarti sebuah tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Menurut kisah yang dipercaya msyarakat sekitar 4 abad yang silam ada dua orang pangeran yang bernama Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan mencari tempat yang tenang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi. Akhirnya kedua orang tersebut menemukan sebuah bukit yang terletak di sebelah barat kota Cirebon yang dianggap sebagai tempat yang paling cocok untuk melaksanakan maksud tersebut. Kedua orang pangeran tersebut naik ke atas bukit. Dalam perjalanan ke atas bukit, keduanya dihadang oleh penjaga hutan Plangon yang bernama Pangeran Arya Jumeneng. Kedua pangeran dapat memenangkan pertarungan, dan akhirnya ketika sampai di atas bukit kedua Pangeran itu membuat tempat peristirahatan, yang akhirnya sampai sekarang menjadi tempat makam kedua Pangeran tersebut.
http://stat.kompasiana.com/files/2010/10/dokpri-300x225.jpg
Bagi orang yang baru berkunjung ke sini, kesan seram memang terasa. Selain karena memang hutannya yang cukup lebat, juga setiap gerak kita akan diikuti oleh monyet-monyet yang terkadang sedikit jahil. Untuk itu, ketika naik bukit , pawang setempat setidaknya menyertai kita untuk membantu jikalau monyet-monyet tersebut menjadi nakal terhadap para pengunjung. Untuk sampai ke puncak bukit Plangon kita harus menaiki banyak tangga , tidak ada yang tahu tentang jumlah tangga tersebut, bahkan pawangnya sendiri. Tapi dengan berjalan santai kita memerlukan waktu kira2 setengah jam untuk sampai puncak Plangon.
Menurut ceritera yang dipercayai masyarakat disekitar,”bahwa di hutan ini ada beberapa kerajaan monyet, dimana masing-masing wilayah dipimpin oleh satu jawara monyet”. Wilayah satu adalah wilayah paling bawah, yang dipimpin oleh Jawara monyet, wilayah dua sampai enam adalah semakin ke atas sampai puncak, yang dipimpin oleh masing-masing jawara monyet..
Dari mana asal monyet-monyet itu.>Tidak ada yang tahu pasti, darimana asal monyet tersebut, apakah memang sudah ada dari dulunya, atau hewan peliharaan Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Yang jelas, monyet-monyet tersebut telah berada di hutan Plangon dan berkembang biak dengan baik. Mereka setiap saat menunggu kedatangan pengunjung yang membawa makanan, biasanya kacang-kacangan yang juga banyak dijual oleh penduduk setempat, monyet-monyet itu sering tidak sabar menunggu makanan diberikan, mereka tidak segan2 menyerobot makanan yg dibawa pengunjung atau bahkan masuk mobil dan ngambil apasaja yang ada didalam mobil.
http://stat.kompasiana.com/files/2010/10/aji-dan-om-300x176.jpg
Plangon layak dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik, tentusaja harus dengan pengelolaan yang serius, membangun fasilitas yang memadai, menghindarkan hal-hal negative seperti misalnya pengunjung yang datang mencari pesugihan, meminta kepada penghuni makam agar terkabul keinginan(cita2nya) dll. Hal-hal seperti ini bila dibiarkan akan mengurangi nilai wisata serta mengganggu pengunjung lainnya. Kita datang menikmati kesejukan dan keasrian alam sekitar Plangon memiliki kesan tersendiri, apalagi kita selalu dikerubuti oleh monyet-monyet yang kadang usil, jahil dan nakal mengganggu pengunjung.
II. Rumusan Kegiatan
Apa saja yang ada di plangon?
III. Waktu Kegiatan
Waktu 09.30 – 10.30
IV. tujuan kegiatan
Untuk menunjukan kegiatan studi lapangan untuk mata pelajran ipa dan juga untuik merangkum materinya sebanyak mungkin.


Bab. II  KEGIATAN STUDI LAPANGAN
Di plangon banyak sekali kera-kera yang bergelantungan dipepohonan dan ada juga kera-kera yang sedang menggendong anak-anaknya yang kecil, kera-kera itu ada yang tubuhnya besar dan ada yang tubuhnya kecil.
Pada saat orang-orang yang berwisata ditempat itu yang akan menuju kera-kera yang ada diatas, sebab itu oarang-oarang harus menaiki tangga yang licin, dan amat tinggi. Pada saat ditangga itu banyak sekali orang-orang yang ketakutan karena jumlahnya 374 ekor, kera-kera yang amat banyak disekitar tangga itu atau disekitar pepohonan atau ditangga tersebut.
Aku dan teman-teman sangat takut melewati setiap tangga-tangga itu karena ada kera-kera yang kelaparan kamipun memberi makan yang disebut kacang , dan kera-kera itupun melahap makanan yang paling favorit ia gemari.
Pada saat itupun kami semua sudah sampai diatas, dan sesampainya diatas  banyak sekali kera-kera yang sedang bergelantungan dan juga sedang bertengkar, kejar-kejaran makan yang dikasih semua orang yang berwisata diplangon.
Pada saat kami diatas semua tanahpun licin dan ada orang yang terpeleset karena tanah becek, semua orangpun sepatutnya pada kotor karena tanahnya basah, dan itu juga kami melihat ada orang jualan dan aku melihat kera-kera kecil naik dipunggung kera besar, dan pada saat kami semua sudah melihat kera-kera terus ketika aku turun dari tangga tersebutsudah sampai jalan raya kera-kera tersebut sudah ada disana terus aku mau naik bus banyak kera-kera dijalan jadi aku minta tolong, dan itu juga orang-orang pun memberi makanannya lagi ketika aku pulang.
Kesimpulan : semoga kera-kera hidup dengan baik dan aku juga kapan-kapan bisa pergi kesan lagi.
Kesan : kau merasa takut karena kera-kera berkeliaran ditangga dan juga dijalan raya sebelum kita kesana beberapa hari habis huja jadi jalannya licin.
Pesan : semoga kehidupan kera-kera diplangon akan lebih tambah baik.
Saran : semoga orang-orang yang berkunjung disana jangan merusak pepohonan dan kera-kera disana juga ada yang punyanya.